October 20, 2005

My guardian angels..

Hmm.. Percaya kah kamu sama keberadaan guardian angel?? Bukan, bukan guardian angel dalam wujud tidak tampak, tapi guardian angel yang selalu ada disaat dibutuhkan, yang selalu ada disaat kita susah, dan selalu menjaga kita. Saya percaya itu! Saya percaya setiap orang punya guardian angel yang berwujud sahabat, orang tua, atau teman biasa. Dan saya juga percaya kalau setiap orang adalah guardian angel orang lain secara tidak sadar.

Salah seorang guardian angel saya adalah senior di twinning. Saya merasa sekali dia one of my guardian angel here in Brisbane. Berlebihan? Mungkin. Tapi yang jelas dia membantu saya dari saya nol disini sampai akhirnya bisa mandiri. Dia selalu ada saat saat mau curhat dan selalu siap membantu saya even though itu jam 12 malam.

Perkenalan saya dengan dia itu terjadi sekitar 2 1/2 tahun yang lalu, pada saat saya masuk ke psiko twinning. Awalnya saya hanya mengenal dia sebagai pacar nya ketua angkatan saja (Hahaha.. Buat anak psiko twinning yang baca ini pasti langsung tahu!), tapi ngobrol punya ngobrol, usut punya usut, ternyata dia kakak kelas saya di SMU! Hahaha.. Dunia begitu kecil, otomatis omongan kita nyambung banget, terutama dalam mengenang masa-masa SMU yang lucu itu. Dan pastinya teman kita banyak banget yang sama, jadinya kalau gosip nyambung.

Kedekatan saya dengan dia dimulai pada saat kita terlibat dalam kepanitiaan acara kampus yang dimotori oleh dia. Jabatan saya sebenarnya rada tidak jelas (wong saya juga gak tahu!), tapi yang jelas saya itu assistennya dia deh. Saya membantu apa saja yang bisa gw bantu. Dana? Ok. Promosi? Ok. Souvenir? Ok. Nganterin ke bank? Ok. Semua ok lah pokoknya. Pada awalnya sih saya rada ogah-ogahan gitu, cuma kelamaan rada tidak tega melihat dia mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Jadinya ya saya bantu.

Kayaknya (prediksi saya) itu ngebuat kita berdua dekat banget. Pas selesai acara, tapi urusan kepanitian masih panjang, saya masih setia menemani dia mengurusi segala sesuatunya. Pada saat itu saya kagum sekali dengan rasa tanggung jawab yang dia punya. Bayangin saja, 1 minggu sebelum keberangkatan ke Brisbane dia masih harus membenahi masalah acara kampus itu. Sampai akhirnya dia jatuh sakit. Dan mungkin pada saat sakit itu, teman-teman dia sudah tidak ada di kampus (dia harus ikut mata kuliah bareng angkatan saya karena belum pernah ikut sebelumnya, mata kuliah itu menjadi prasyarat keberangkatan pula) jadinya saya yang menemani dia, termasuk berbagi makanan, balurin minyak kayu putih, dan menyediakan paha saya sebagai bantal.

Pada saat dia berangkat ke Brisbane, kita sudah janjian untuk email-emailan. Saya, yang memang suka kebanyakkan masalah sering banget cerita-cerita tidak jelas lewat email. Dan bahkan curhat lewat chatting. Intinya walau jauh di mata dekat di hati deh. Lewat email dan chat juga dia bilang kalau saya gak usah pusing mikirin di Brisbane gimana, all i have to think is my exams and my visa. Saya bisa tinggal bareng dulu sama dia sampai saya dapet akomodasi. Pokoknya dijamin sama dia!

Pas dia liburan ke Jakarta, dia bela-belain ke rumah saya! Sumpah bikin saya terharu banget! Dia dateng ke rumah saya yang di gang itu (Tebet gitu loh!) sambil membawa tiramisu (my favorite cake!) dan oleh-oleh buat saya. Oleh-olehnya sangat simple, sticker UQ, buat mengingatkan saya supaya tetap semangat ke UQ. Sticker itu akhirnya saya pamerin ke teman-temang yang lain donk. Hehehe.. Somehow, itu menginspirasikan saya untuk memberi sticker UQ ke angkatan bawah yang dekat dengan saya. Tapi yang jelas, dari situ saya merasa kalau dia itu baik banget! Tulus!

Pada saat saya sampai di Brisbane, guess what. Dia menjemput saya! Bersama 1 orang teman yang juga saya anggap sebagai one of my guardian angel (iya, saya tahu.. Guardian angel saya memang banyak, but she is the special one), mereka datang jam 6 pagi hanya untuk menjemput saya, plus saya tahu kalau ongkos taksi nya cukup mahal. Lalu setelah sampai di rumah teman saya (tidak jadi di tempat dia karena satu hal dan lainnya) dan menaruh barang, saya diajak dia berkeliling UQ. Wah, jujur saya pada saat itu norak. Maklum, baru sampai di luar negeri. Tapi dia maklum. Kita ketawa-ketawa sepanjang jalan dan bercerita banyak hal! Seru deh pokoknya. Saya suka kangen akan masa-masa itu.

Selama saya kuliah di UQ, dia selalu ada buat saya. Kapan pun saya merasa suntuk, jenuh, sedih, dia selalu ada buat menghibur saya dan memberikan nasihat. Pada saat saya butuh masukan orang lain, dialah orang pertama yang saya telepon. Pada saat saya sedang strees, dialah orang pertama yang saya ceritakan (yah mungkin bukan pertama, tapi termasuk orang yang awal). Sampai-sampai, kita punya special day. Not that special juga sih, karena tidak teratur. Special day buat kita nge-date berdua. Hari dimana kita cerita-cerita sampai puas, berdua saja, tidak ada orang lain.

Sekarang, dia sudah mau lulus dari UQ. One of my guardian angel will continue her journey in Jakarta. Jujur, saya sedih. Saya akan merasa sangat kehilangan. Membayangkan dia tidak akan ada di sini semester depan saja sudah membuat saya kangen. Gimana nanti? Anyway, always wish her all the best because i know she deserves it!

"The guardian angels of life sometimes fly so high as to be beyond our sight, but they are always looking down upon us." (Richter, 1825).

nb: dedicated to R. M aka ****. Maybe you don't realize it, but for me, you are my guardian angel. Love you and i'm gonna miss you for sure.

No comments: