Hari untuk mencontreng caleg telah tiba, dan saya, seperti kebanyakkan masyarakat Indonesia pun ikut melaksanakan tugas negara ini. 5 menit untuk 5 tahun, itu kata Cokelat. Banyak hal yang bisa diambil dari pengalaman mencontreng kali ini, baik itu yang hal kecil maupun permainan besar dibalik pemilu caleg ini.
Ini sudah ke-3 kalinya saya ikut pemilu, and for the first time saya mengomel. Bukan, saya tidak mengomel karena nama saya tidak ada dalam daftar pemilih ataupun karena saya harus mengantri panjang hanya untuk mencontreng. Saya, seperti kebanyakan orang (yang saya tahu), mengomel karena besarnya kertas yang harus dibuka. It's too much. The paper was so big and for me, complecated. Mungkin saya berlebihan, mungkin. Tapi saya yakin banyak yang berfikiran sama.
Besarnya kertas tentu akan dikaitkan dengan banyaknya partai yang ikut pemilu tahun ini. Kalau tidak salah ada lebih dari 40 partai yang berpartisipasi. Come on guys. Segitu kita terpecah belahkah? Sampai sekarang saya masih tidak mengerti kenapa ada banyak partai. Ok. Saya mulai bicara ngawur. Niat saya dalam post ini adalah membahas masalah teknis.
Jadi tadi beberapa hal yang menganggu:
1. besarnya kertas.
2. kecilnya bilik untuk memilih.
3. ribet harus membuka dan melipat kembali kertas.
4. belum lagi takut salah masukin ke kotak yang mana.
Soal kecilnya bilik, sadar gak sih, kemungkinan orang lain untuk tahu pilihan kita tuh besar? Katanya harus rahasia, tapi kok bisa keiintip? Hehe..
Nah, berkaitan sama pemilihian hari ini, ada yang bisa menjelaskan fungsi DPD kah??
No comments:
Post a Comment