what's wrong being jomblo?

Gw paling sebel kalau ketemu keluarga dan mereka bertanya: "Mput, cowoknya siapa sekarang?" Mending kalau sekali ditanya, ini sampai berkali-kali ditanya. Hua.. Gw sampai bosen sendiri jawabnya. Kadang gw suka jailin balik tante-tante gw itu. "Aduh tante, susah, banyak pilihan! Tante ada calon? Lumayan buat dijadikan salah satu pilihan." Biasanya tante gw ketawa balik dan sadar kalau gw paling tidak suka dikasih pertanyaan seperti itu. Untung nyokap gw mendukung, nyokap gw membiarkan gw apa adanya, punya cowok silahkan, gak punya juga gak masalah (Thanks Mom!), jadi tante gw pada diam.

Hal yang sama berlaku juga kalau sedang berkumpul dengan teman-teman yang sudah memiliki cowok. Hiya..! Gw jadi bahan ledekan. Belum lagi kalau kita lagi berkumpul dan semua membawa pacar masing-masig. Iih, jadi obat nyamuk deh gw. Dan semakin seringlah mereka meledek gw dan status gw.

Kalau kata Aditya Mulya, jomblo merupakan pilihan. Jomblo by choice. Is that true?

Hmm.. Yes, being jomblo is my choice. Kalau cuma mau sekedar punya pacar sih gak masalah. Cuma apakah dengan status punya pacar kehidupan kita akan lebih baik? Apakah dengan punya pacar hidup kita akan tenang bahagia sentosa adil dan makmur? I don't think so. Wong teman-teman gw yang punya pacar saja suka ribet sendiri. Sedikit-sedikit berantem, terus nangis, dan terus bete. Hehehe..

Pernah gw mencoba pdkt dengan seorang cowok supaya bisa melepas status jomblo. Hasilnya: gw masih cinta dengan status jomblo gw! Hihihihihi.. Kok kayaknya gw masih belum bisa share dengan orang lain, belum bisa memikirkan orang lain. Masih egois mungkin? Jadi, gw pikir buat apa sibuk mengubah status kalau hati gw masih mencintai status gw.

Jadi, prinsip gw sekarang adalah: LET IT FLOW.. Biarkan semua mengalir apa adanya. Kalau pada suatu saat ada orang yang bisa mengubah kecintaan gw pada status jomblo ya sudah, lepaskanlah status jomblo itu. Tapi, kalau cuma mengubah status hanya karena pengaruh orang lain, forget it! Hehehe..